Seminggu yang lalu, ada surat pemberitahuan dari sekolah, bahwa seluruh siswa wajib membuat miniatur rumah adat untuk dilombakan pada tanggal 21 April. Jum'at, 21 April ini bertepatan dengan puncak tema "Tanah Airku", dan rumah adat hasil karya kerjasama antara orang tua dan anak itu, wajib dikumpulkan sehari sebelumnya.
Sejak menerima surat itu, Papa Amay mulai memikirkan, rumah adat daerah mana yang akan dibuatnya. Mama mengusulkan, rumah Honai saja, yang unik. Tapi setelah Papa menunjukkan beberapa rumah adat, Amay memutuskan untuk membuat rumah Bolon. Rumah Bolon adalah rumah adat Suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara.
Iya, Rumah Bolon ini adalah rumah pilihan Amay sendiri. Papa Amay tinggal membantu membuatkan konsepnya, dan mengerjakan hal-hal yang belum bisa Amay lakukan sendiri, seperti memotong kertas yellow board.
Kerjasama pun dimulai. Sementara Papa mengelem kertas yellow board menjadi dinding-dinding rumah, Amay menggunting kertas kokoru yang akan dipakai untuk atap. Kertasnya warna-warni, supaya cerah ceria, hihihi... Lagipula, genting atau atap tidak harus coklat kan? Terserah Amay saja, gimana bagusnya. Hehehe...
Amay pun menggambar kerbau dan orang dengan pakaian adat Batak Toba, dan Papa kemudian menempelkannya sebagai ornamen yang menggambarkan skala dan proporsi. Kenapa kerbau? Karena kerbau adalah binatang yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat Batak disana.
Dan ini adalah proes pembuatan miniatur rumah Bolon tersebut. Amay and Papa, you did a great job!
Wah kreatif banget, hasilnya cakeep
ReplyDeleteHihi..makasiih Mba Tiaππ
Delete