Mama, biasanya kalau habis goreng-goreng lauk, minyak jelantahnya diapain? Apaaa? Dibuang ke selokan? Waduh... Membuang minyak jelantah ke selokan, selain dapat menyumbat saluran pembuangan, juga dapat menyebabkan pencemaran air lho, Ma... Memang, mengurus minyak jelantah tuh agak repot. Tapiii, jangan kemudian hal tersebut dijadikan pembenaran untuk membuang minyak jelantah ke selokan ya, Ma... Nah, saya ada solusi untuk permasalahan minyak jelantah ini. Mari kita olah minyak jelantah menjadi sabun!
What? Minyak jelantah dibikin sabun? Kan bau?
Hihi, iyaa, awalnya saya juga berpikir seperti itu. Minyak jelantah kan bau. Saat dibuat sabun, apakah baunya masih akan kecium ya? Nah, ternyata, meski berbahan minyak jelantah, tapi sabunnya ngga berbau minyak jelantah sama sekali, lho! Itulah hebatnya.
Omong-omong, mau tahu langkah-langkah membuat sabun dari minyak jelantah? Apakah sabun dari minyak jelantah benar-benar efektif mengangkat noda? Simak tulisan ini sampai akhir, ya...
Arisan Ilmu KEB Solo; Membuat Sabun dari Minyak Jelantah
Jadi ceritanya, saya belajar membuat sabun dari minyak jelantah itu karena KEB Solo mengadakan Arisan Ilmu dengan materi tersebut. Senang banget dong, karena terakhir kali KEB Solo mengadakan Arisan Ilmu adalah sebelum pandemi. Kebayang kan, kangennya udah kek mana?
Nah, tanggal 24 Juli kemarin, Arisan Ilmu itu berjalan dengan menghadirkan Mbak Yusi dari Boyolali. Beliau adalah orang yang sangat kreatif, karena tak hanya sering berbagi ilmu dalam pembuatan sabun berbahan minyak jelantah, tetapi juga sering mengisi kelas ecoprinting, kelas memasak, dll. Buat teman-teman yang juga ingin belajar pada beliau, silakan kunjungi instagramnya di @roemah.yusi
Cara Membuat Sabun dari Minyak Jelantah
Awalnya, saya kira proses membuat sabun dari minyak jelantah itu rumit. Ternyata, kita cuma membutuhkan 3 bahan saja, dan caranya pun sangat mudah.
Yuk, kita siapkan alat dan bahannya!
Perlengkapan yang diperlukan:
- Wadah plastik
- Mixer / pengaduk berbahan plastik, kayu, atau stainless
- Timbangan
- Cetakan untuk sabun (kami pakai cup puding)
- Sarung tangan
Bahan:
- NaOH (Natrium Hidroksida / Soda Api), takarannya: 82 gram
- Air (sebaiknya menggunakan air mineral, ya...), takarannya: 171 gram
- Minyak jelantah, takarannya: 500 gram
Langkah:
1. Siapkan air di dalam wadah plastik, masukkan NaOH ke dalamnya. Jangan dibalik!
Kenapa tidak boleh dibalik menjadi --> NaOH dituangi air? Karena, efeknya akan berbeda. Ketika soda api diberi air, ia akan menimbulkan buih yang terasa panas. Akan berbahaya jika kulit kita terkena percikannya, karena rasanya panas dan gatal.
Jadi, siapkan airnya dahulu, lalu soda apinya dimasukkan perlahan-lahan. Jangan lupa untuk memakai sarung tangan ya, Ma, supaya lebih aman.
2. Aduk-aduk, hingga soda api terlarut dalam air. Jangan lupa untuk menggunakan alat berbahan plastik, kayu, atau stainless untuk mengaduknya, karena soda api bersifat korosif.
Oiya, air yang dimasuki soda api akan berubah menjadi panas. Maka, diamkan terlebih dahulu selama kurang lebih 7 jam, hingga suhunya turun.
3. Setelah air (larutan NaOH) turun suhunya, masukkan air tersebut ke dalam minyak jelantah sedikit demi sedikit, lalu aduk-aduk sampai minyak jelantah berubah bentuk menjadi seperti adonan pasta.
Mengaduknya boleh menggunakan mixer (yang tidak digunakan untuk membuat kue ya, Ma...), boleh juga diaduk dengan adukan biasa yang berbahan kayu, plastik, atau stainless. Tentu saja, waktu mengaduk yang dibutuhkan saat menggunakan mixer, akan berbeda dengan saat kita mengaduk dengan adukan biasa. Dengan mixer, hasilnya akan lebih cepat.
4. Tuang adonan ke dalam cetakan sabun.
Setelah adonan dimasukkan ke dalam cetakan, lama-kelamaan adonan tersebut akan menjadi padat. Namun, sabun tidak bisa langsung kita gunakan saat itu juga. Kita masih perlu menunggu sampai 2 minggu. Di masa 2 minggu itu, kata Mbak Yusi, minyak jelantah akan melalui proses muhasabah, wkwkwk... Muhasabah dari jelantah yang penuh noda, menjadi sabun yang putih bersih dan banyak gunanya.
Jadi, sabar dulu, yaaa...
Supaya lebih jelas dan mudah dipahami, berikut saya sertakan video pembuatannya.
Apakah sabun dari minyak jelantah benar-benar efektif mengangkat noda?
Sabun dari minyak jelantah itu beneran bisa membersihkan noda apa tidak? Atau jangan-jangan malah bikin kainnya tambah bernoda?
Jujur, karena bahan dasarnya yang berupa minyak jelantah itu, awalnya saya juga agak ragu dan underestimate, Ma... Namun kemudian, Mbak Yusi memperlihatkan pada kami, kehebatan si sabun minyak jelantah itu. Beliau mencuci lap bekas noda oli menggunakan sabun dari minyak jelantah ini. Hasilnya? Noda olinya hilang, warna kainnya pun jadi lebih cemerlang. Masya Allah.
Ternyata, dari jelantah yang sebelumnya (kita anggap) tidak berguna, bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kita. Jadi, mulai sekarang, jangan buang minyak jelantahnya ke selokan ya, Ma. Simpan minyak jelantahnya, lalu kita recycle menjadi sabun agar bisa lebih berguna. Lumayan banget untuk mencuci kain lap di dapur, atau untuk mencuci kaos kakinya anak-anak yang tadinya berwarna putih tapi berubah jadi abu-abu, hihi... 😊
Ditulis dengan Cinta, Mama
Post a Comment