Beberapa waktu lalu, seorang sahabat bertanya lewat WhatsApp, "Waktu VBAC dulu, persiapannya apa saja?"
Wah, Mama Kepiting langsung semangat menjawab. Meski Mama tidak memiliki background medis sama sekali, tetapi setidaknya Mama mengalami sendiri bagaimana perjuangan agar bisa sukses VBAC. Ya, 10 tahun lalu, Mas Amay lahir secara caesar, dan 3 tahun 8 bulan setelahnya, Adek Aga terlahir normal.
Jujur saja, ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa berbagi pengalaman, dan rasa bahagia itu bisa bertambah berkali lipat ketika mengetahui bahwa mereka berhasil melewati proses ini juga.
Tunggu dulu! Mereka?
Oiya, lupa ngasih tau bahwa selama ini banyak yang menghubungi Mama via email, DM di IG, juga inbox di FB. Mereka adalah teman-teman yang pernah membaca tulisan Mama tentang VBAC di www.kayusirih.com. Kebanyakan bertanya tentang dokter tempat Mama periksa, berapa BB bayi, juga berapa jarak antara kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya.
Baca: Melahirkan Normal Pasca Caesar, Apa Kiatnya?
Nah, sebelum kita kupas tentang VBAC, mungkin ada yang belum paham VBAC itu yang bagaimana sih?
Apa itu VBAC?
VBAC merupakan kependekan dari Vaginal Birth After Caesarean, yaitu sebuah metode persalinan secara normal yang dilakukan setelah sebelumnya menjalani persalinan secara caesar. VBAC secara tidak langsung mematahkan anggapan bahwa jika seorang ibu melahirkan secara caesar, maka di kehamilan berikutnya harus menjalani persalinan secara caesar pula.
Apa Saja Syarat Diperbolehkannya VBAC?
1. Rahim Harus Kuat
Ibarat ban dalam kendaraan, rahim ibu yang pernah menjalani operasi caesar bagaikan ban dalam yang pernah bocor dan ditambal. Tentu saja, perlakuannya berbeda dengan rahim yang masih utuh. Jika rahim tak cukup kuat, dikhawatirkan saat kontraksi dapat memicu robeknya bekas jahitan caesar. Jika bekas jahitan caesar sampai robek / pecah, hal ini bisa mengancam kesehatan ibu dan bayi.
2. BB Bayi Tidak Terlalu Besar
Mengapa BB bayi tidak boleh terlalu besar? Masih berhubungan dengan bekas jahitan juga. Selain untuk meminimalkan risiko robeknya bekas jahitan, juga untuk mempermudah proses persalinan.
Waktu Mas Amay lahir, berat badannya hanya 2600 gram. Maka, ketika Mama mengatakan pada dokter bahwa Mama ingin VBAC, dokter langsung membuat batasan agar BB Adek Aga tidak melebihi 3000 gram. Mulai usia kandungan 7 bulan, Mama diminta diet dengan mengurangi asupan gula dan karbo.
3. Posisi Bayi Tidak Sungsang
Sungsang adalah kondisi di mana posisi kepala bayi masih berada di atas, bukan di jalan lahir seperti seharusnya. Meski persalinan per vaginam masih mungkin untuk dilakukan, akan tetapi biasanya dokter lebih memilih untuk melakukan tindakan operasi caesar, karena prosedur ini dianggap paling aman.
4. Air Ketuban Cukup
Air ketuban memiliki banyak fungsi. Selain untuk melindungi janin dari goncangan / benturan, mengontrol suhu rahim, dan mencegah infeksi, air ketuban juga berfungsi untuk membantu proses persalinan. Pada saat persalinan, air ketuban dapat meratakan kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
Hati-hati jika volume air ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kekurangan atau kelebihan air ketuban diketahui dapat membahayakan kondisi janin.
5. Persalinan Dilakukan Secara Spontan / Tanpa Induksi
Jika syarat nomor 1-4 sudah terpenuhi, besiaplah dengan syarat nomor 5 ini. Tidak diizinkannya pemberian induksi, dapat mempengaruhi lamanya waktu kontraksi yang harus Mama lalui. Saat melahirkan Adek Aga, Mama harus melalui sakitnya kontraksi hingga dua hari dua malam. Luar biasa memang...
Mengapa tidak boleh diinduksi sih?
Rangsangan pada induksi persalinan dianggap kurang aman untuk ibu yang sebelumnya pernah menjalani operasi caesar ataupun operasi lainnya yang dilakukan pada rahim. Sebab, ada risiko yang bisa menyebabkan rahim robek.
~
Nah, Ma, sebelum memilih prosedur VBAC, konsultasikan lebih dulu dengan dokter yang mengetahui riwayat kesehatan dan kehamilan kita, yaa... Yang jelas, apapun metode persalinan yang kita jalani, bagian paling penting dari proses melahirkan adalah mengusahakan yang terbaik agar kondisi ibu dan bayi sehat. Mau caesar atau normal, kita sama-sama berhak menyandang predikat "ibu".
Ditulis dengan Cinta, Mama