Melatih Anak Berpuasa
Sunday, April 18, 2021
Bersahabat dengan Sampah, Mencegah Terulangnya Tragedi Leuwigajah
Tuesday, March 30, 2021
Mas Amay saat ini duduk di kelas 4 SD. Karena pandemi corona yang sedang melanda memaksa anak-anak untuk belajar dari rumah, secara otomatis hal ini mengembalikan peran saya sebagai "madrosatul ula" alias sekolah pertama bagi anak-anak. Nah, untuk menjadi "guru" yang baik, mau tidak mau saya harus ikut mempelajari materi yang sedang mereka pelajari.
Kebetulan, saya termasuk ibu yang senang bercerita dan berdiskusi dengan anak-anak. Saat seperti itulah, biasanya saya memasukkan materi-materi pelajaran atau nilai-nilai yang saya pegang. Seperti yang terjadi pada suatu malam, saat menganalisa artikel tentang Kakek Duha Juhaeri, Sang Penyelamat Lingkungan, obrolan kami berkembang jauh hingga ke tragedi Leuwigajah. Tragedi longsornya jutaan kubik sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, yang mengakibatkan tertimbunnya beberapa desa dan menewaskan setidaknya 157 orang.
TPA Leuwigajah, Source: https://geoenvironmental-disasters.springeropen.com |
Mas Amay adalah anak yang cerdas. Ia merespon cerita yang saya sampaikan dengan, "Pantesan Mama suka misahin sampah di komposter."
Ia pun langsung teringat dengan kejadian di rumah kami suatu hari, saat kompos cair yang sudah saya masukkan ke dalam botol, "meledak". Waktu itu, jumlah tanaman di rumah kami belum sebanyak sekarang, berkebalikan dengan produksi kompos cair dari komposter. Nah, karena cukup lama tidak terpakai, kompos cair itu "ngegas". Mungkin dia marah karena "dianggurin". 😂
Karena bisa menyaksikan sendiri betapa berbahayanya sampah apabila tidak dikelola dengan baik, Mas Amay jadi punya gambaran seberapa dahsyatnya tragedi Leuwigajah itu. Jika ledakan sebotol kompos cair saja bisa mengakibatkan isinya muncrat ke mana-mana, apatah lagi jika itu berasal dari gunungan sampah setinggi 50 - 70 meter yang luasnya berhektar-hektar?
Lalu, apakah tragedi Leuwigajahlah yang mendorong saya untuk mulai mengompos?
Sebenarnya bukan.
Penyebabnya empat tahun lalu, saat kami baru pindah ke rumah ini, kami langsung dihadapkan dengan tukang sampah yang kurang disiplin. Jika di rumah lama tukang sampah mengambil sampah tiap 2 hari sekali, ini hampir seminggu sampahnya ngga diambil juga, hingga menimbulkan bau yang luar biasa.
Tak tahan dengan baunya, suami saya langsung mengambil tindakan. Kebetulan, salah seorang temannya sedang giat mengompos dan membuat komposter. Kami pun memesan satu komposter padanya, dan sejak saat itu kami mulai memilah sampah anorganik dengan sampah organik.
Meski kemudian kami tahu bahwa ketidakdisiplinan tukang sampah adalah karena sakit, tetapi hal itu tidak membuat kami berhenti mengompos. Sesuatu yang baik harus tetap dilanjutkan, bukan?
Baca: Mengompos, Upaya Penerapan Hablun Minal 'Alam
Ini adalah komposter pertama kami. 2017. |
Ini adalah kompos cair yang sempat "meledak" karena tidak terpakai dalam waktu lama. |
Selain dengan mengompos, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah di bumi?
Sejujurnya, saya pun belum berbuat banyak. Namun, pelan-pelan kami mulai membiasakan untuk melakukan beberapa hal di bawah ini;
Reduce
1. Mengurangi sampah plastik
- Saat berbelanja, saya selalu berusaha untuk membawa kantong belanja sendiri.
- Membawa air minum sendiri saat bepergian.
Kedua hal di atas sudah mulai kami ajarkan pada anak-anak juga.
2. Membatasi pemakaian tisu
Biasanya, sedikit-sedikit kami memakai tisu. Mengelap kompor, pakai tisu. Makan gorengan, dilap pakai tisu. Pokoknya, tiada hari tanpa tisu.
Sekarang, kotak tisu tidak lagi saya isi, dan urusan lap-lapan, saya menggantinya dengan lap kain.
Reuse
1. Menggunakan bekas bungkus minyak, deterjen, dll, sebagai pengganti pot tanaman
2. Menampung minyak jelantah dan tak lagi membuangnya ke selokan
Biasanya, saya membuang minyak jelantah ke selokan. Ampuuun...
Namun, alhamdulillah, beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh seseorang yang mewakili sebuah lembaga amal di Solo, yang bersedia menampung minyak jelantah untuk kemudian diolah menjadi biodiesel. Hasil dari penjualan, nantinya akan disalurkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Sebagai ibu-ibu yang sering memasak, tentu ini merupakan kabar gembira. Setidaknya, selain dapat beramal, saya pun tak lagi dihantui perasaan "berdosa" karena telah membuang jelantah di selokan.
Recycle
Terus terang, untuk poin ini, kami baru mampu mengubah sampah organik menjadi kompos. Untuk sampah anorganik, kami masih bergantung pada pak tukang sampah.
Namun, suatu hari saya menemukan akun Waste4Change di Instagram. Waste4Change merupakan sebuah perusahaan Waste Management Indonesia yang memiliki misi mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Didirikan oleh Mohamad Bijaksana Junerosano, Waste4Change hadir serupa angin segar yang membawa sebuah harapan. Waste4Change memberikan pelayanan Personal Waste Management, yaitu layanan pengangkutan sampah anorganik, langsung dari rumah klien.
Memang, saat ini Waste4Change belum menerima sampah organik, tetapi Waste4Change dapat membantu menyediakan peralatan dan perlengkapan pengomposan mandiri di rumah. Waste4Change juga mendukung teman-teman yang ingin belajar mengenai pengolahan sampah organik dengan Black Soldier Fly (BSF) serta teknis budidayanya.
Sebagai informasi, BSF adalah jenis lalat yang berguna untuk mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah organik di alam. Larva BSF pun sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Tak hanya melayani individu, Waste4Change juga melayani perusahaan, yang mana kita tahu, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berpotensi menghasilkan sampah anorganik. Entah dari proses produksinya yang menghasilkan residu, produk gagal, dan lain sebagainya, ataukah dari proses distribusi yang menyebabkan produk rusak dan kadaluarsa, atau bisa juga pasca konsumsi, yang menghasilkan kemasan kosong.
Saat ini sedikitnya ada 12 perusahaan yang bekerja sama dengan Waste4Change untuk memenuhi Extended Producer Responsibility Indonesia. Di antara 12 klien tersebut, mungkin teman-teman adalah konsumennya, misalnya; Wardah, Young Living, The Body Shop, juga Gojek.
Alhamdulillah. Semoga semakin banyak perusahaan yang bertanggung jawab dengan sampahnya.
Mengapa masalah sampah perlu dipikirkan serius?
Selama ini, kita hanya diajarkan untuk membuang sampah di tempat sampah. Selesai. Seolah, permasalahan sampah berhenti di situ. Padahal, sampah-sampah dari tempat sampah di rumah kita, akan berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), di mana di sana, sampah organik dan anorganik bercampur menjadi satu.
Sampah organik yang dimasukkan ke dalam plastik, lama-kelamaan akan menghasilkan gas metana, yang berpotensi menimbulkan ledakan, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah 16 tahun silam.
Adalah tanggung jawab kita untuk menyebarkan informasi ini kepada masyarakat luas, termasuk kepada anak-anak kita. Sudah saatnya kita mengampanyekan bahwa "Sampah Kita, Tanggung Jawab Kita".
Jika kita tidak segera mengambil peran dalam persoalan sampah, kira-kira apa yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang? Apakah kita siap, jika kelak bumi tak menyisakan ruang yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal?
Ditulis dengan Cinta, Mama
Kiat Sukses VBAC
Tuesday, March 9, 2021
Beberapa waktu lalu, seorang sahabat bertanya lewat WhatsApp, "Waktu VBAC dulu, persiapannya apa saja?"
Wah, Mama Kepiting langsung semangat menjawab. Meski Mama tidak memiliki background medis sama sekali, tetapi setidaknya Mama mengalami sendiri bagaimana perjuangan agar bisa sukses VBAC. Ya, 10 tahun lalu, Mas Amay lahir secara caesar, dan 3 tahun 8 bulan setelahnya, Adek Aga terlahir normal.
Jujur saja, ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa berbagi pengalaman, dan rasa bahagia itu bisa bertambah berkali lipat ketika mengetahui bahwa mereka berhasil melewati proses ini juga.
Tunggu dulu! Mereka?
Oiya, lupa ngasih tau bahwa selama ini banyak yang menghubungi Mama via email, DM di IG, juga inbox di FB. Mereka adalah teman-teman yang pernah membaca tulisan Mama tentang VBAC di www.kayusirih.com. Kebanyakan bertanya tentang dokter tempat Mama periksa, berapa BB bayi, juga berapa jarak antara kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya.
Baca: Melahirkan Normal Pasca Caesar, Apa Kiatnya?
Nah, sebelum kita kupas tentang VBAC, mungkin ada yang belum paham VBAC itu yang bagaimana sih?
Apa itu VBAC?
VBAC merupakan kependekan dari Vaginal Birth After Caesarean, yaitu sebuah metode persalinan secara normal yang dilakukan setelah sebelumnya menjalani persalinan secara caesar. VBAC secara tidak langsung mematahkan anggapan bahwa jika seorang ibu melahirkan secara caesar, maka di kehamilan berikutnya harus menjalani persalinan secara caesar pula.
Apa Saja Syarat Diperbolehkannya VBAC?
1. Rahim Harus Kuat
Ibarat ban dalam kendaraan, rahim ibu yang pernah menjalani operasi caesar bagaikan ban dalam yang pernah bocor dan ditambal. Tentu saja, perlakuannya berbeda dengan rahim yang masih utuh. Jika rahim tak cukup kuat, dikhawatirkan saat kontraksi dapat memicu robeknya bekas jahitan caesar. Jika bekas jahitan caesar sampai robek / pecah, hal ini bisa mengancam kesehatan ibu dan bayi.
2. BB Bayi Tidak Terlalu Besar
Mengapa BB bayi tidak boleh terlalu besar? Masih berhubungan dengan bekas jahitan juga. Selain untuk meminimalkan risiko robeknya bekas jahitan, juga untuk mempermudah proses persalinan.
Waktu Mas Amay lahir, berat badannya hanya 2600 gram. Maka, ketika Mama mengatakan pada dokter bahwa Mama ingin VBAC, dokter langsung membuat batasan agar BB Adek Aga tidak melebihi 3000 gram. Mulai usia kandungan 7 bulan, Mama diminta diet dengan mengurangi asupan gula dan karbo.
3. Posisi Bayi Tidak Sungsang
Sungsang adalah kondisi di mana posisi kepala bayi masih berada di atas, bukan di jalan lahir seperti seharusnya. Meski persalinan per vaginam masih mungkin untuk dilakukan, akan tetapi biasanya dokter lebih memilih untuk melakukan tindakan operasi caesar, karena prosedur ini dianggap paling aman.
4. Air Ketuban Cukup
Air ketuban memiliki banyak fungsi. Selain untuk melindungi janin dari goncangan / benturan, mengontrol suhu rahim, dan mencegah infeksi, air ketuban juga berfungsi untuk membantu proses persalinan. Pada saat persalinan, air ketuban dapat meratakan kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
Hati-hati jika volume air ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kekurangan atau kelebihan air ketuban diketahui dapat membahayakan kondisi janin.
5. Persalinan Dilakukan Secara Spontan / Tanpa Induksi
Jika syarat nomor 1-4 sudah terpenuhi, besiaplah dengan syarat nomor 5 ini. Tidak diizinkannya pemberian induksi, dapat mempengaruhi lamanya waktu kontraksi yang harus Mama lalui. Saat melahirkan Adek Aga, Mama harus melalui sakitnya kontraksi hingga dua hari dua malam. Luar biasa memang...
Mengapa tidak boleh diinduksi sih?
Rangsangan pada induksi persalinan dianggap kurang aman untuk ibu yang sebelumnya pernah menjalani operasi caesar ataupun operasi lainnya yang dilakukan pada rahim. Sebab, ada risiko yang bisa menyebabkan rahim robek.
~
Nah, Ma, sebelum memilih prosedur VBAC, konsultasikan lebih dulu dengan dokter yang mengetahui riwayat kesehatan dan kehamilan kita, yaa... Yang jelas, apapun metode persalinan yang kita jalani, bagian paling penting dari proses melahirkan adalah mengusahakan yang terbaik agar kondisi ibu dan bayi sehat. Mau caesar atau normal, kita sama-sama berhak menyandang predikat "ibu".
Ditulis dengan Cinta, Mama
Rutin Sholat Dhuha karena Anak
Monday, February 8, 2021
Bagaimana Cara Mendidik Anak yang Baik Tanpa Membuat Kita Menjadi Toxic Parents?
Sunday, January 24, 2021
Beberapa waktu lalu saya mendengarkan sebuah podcast yang membahas tentang Toxic Parent. Setelah mendengarkan podcast tersebut, saya langsung melihat ke dalam diri sendiri. Apakah ciri-ciri orang tua yang toxic ada di dalam diri saya? Sepertinya iya. Saya pun mencari tahu, bagaimana cara mendidik anak agar bisa menjadi anak yang berbakti, cerdas, sukses, tanpa membuat kita menjadi toxic parent?
Sebelum terlalu jauh, kita cari tahu dulu, yuk, apa itu toxic parent?
Toxic Parent adalah tipikal orang tua yang senang mengatur anak sesuai dengan kemauannya, tanpa menghargai dan memahami perasaan anak. Jika good parent akan selalu respect terhadap anak-anaknya, toxic parent justru sebaliknya, merasa bahwa orang tua selalu benar, sehingga mengabaikan hak-hak anak untuk didengarkan dan diperlakukan dengan baik seperti seharusnya.
Untuk mengetahui apakah kita termasuk toxic parent atau tidak, simak tanda-tandanya berikut ini, Ma.
- Egois dan kurang empati pada anak. Ayo diingat-ingat lagi, apakah kita lebih sering mendahulukan kebutuhan dan perasaan kita dibandingkan kebutuhan dan perasaan anak?
- Terlalu reaktif dan emosional. Toxic parent sering bereaksi secara berlebihan, terlalu mendramatisasi keadaan, dan sering marah secara tiba-tiba.
- Suka mengontrol anaknya secara berlebihan
- Sering mengkritik
- Sering membanding-bandingkan
- Suka mengancam atau menakut-nakuti
- Manipulatif, playing victim, tidak mau meminta maaf apabila melakukan kesalahan
- Suka mengungkit apa yang telah dilakukan untuk anak
- Senang memberikan demand atau permintaan yang kurang masuk akal
Kadangkala, kita tanpa sadar telah menjadi orang tua yang toxic ya, Ma... Misalnya, ketika anak menolak untuk makan, lalu kita ungkit-ungkit bahwa nasi yang kita hidangkan adalah hasil kerja keras orang tua, dll. Atau, tanpa sadar kita membandingkan kemampuan anak kita dengan anak teman kita. Maksudnya sih baik untuk memotivasi, tapi caranya justru membuat anak sakit hati.
Baca: Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?
Lalu, bagaimana cara mendidik anak agar mereka tumbuh menjadi anak yang baik, tanpa harus membuat kita menjadi toxic parent?
1. Memilih Kata-kata dengan Bijak
Anak adalah peniru ulung. Mereka tidak hanya meniru perilaku kita, tetapi juga merekam setiap perkataan kita. Jika orang tua terbiasa berbicara kasar, jangan kaget bila anak-anak pun melakukan hal yang sama.
2. Jadilah Pendengar yang Baik
Apa yang anak-anak katakan pada kita, adalah hal yang penting untuk mereka. Jadi, jangan dicuekin ya, Ma... Ketika kita mendengarkan detail ucapan mereka, mereka akan merasa dihargai. Kelak, ketika kita berbicara pun, mereka akan terlatih untuk mendengarkan. Dengan begitu, nilai-nilai yang kita ajarkan akan lebih mudah meresap dalam perilaku mereka.
3. Bantu Anak untuk Mengekspresikan Emosi Mereka
Yakinkan pada mereka bahwa menangis, tertawa, marah, kecewa, bukanlah hal yang tabu atau dilarang. Menangis adalah salah satu cara untuk berekspresi, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Jadi, ngga ada tuh istilah "laki-laki ngga boleh nangis".
4. Terapkan Disiplin dan Apresiasi
Ketika anak berhasil melakukan sesuatu, berikanlah pujian. Jangan terlalu pelit memuji ya, Ma... Pujian dalam kadar tertentu, akan membuat anak merasa dihargai usahanya.
5. Jadilah Teman yang Baik untuk Anak-anak
Di Festival Literasi Digital yang diselenggarakan KEB minggu lalu, salah seorang narasumber, Mak Retno De Krsitiani, mengatakan bahwa orang tua tidak boleh berhenti belajar. Orang tua harus juga mengikuti perkembangan zaman, agar tidak timbul gap yang terlalu jauh antara orang tua dan anak. Soal game? Bila perlu, sesekali mabar dengan anak juga oke tuh. 😉
Baiklah, itu dia yang bisa saya bagikan tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik. Semoga bermanfaat ya, Ma... Tulisan ini juga sebagai pengingat untuk Mama Kepiting, supaya ngga terus-terusan jadi toxic parent. Bismillah ya, Ma... Semoga Allah beri kemudahan untuk kita dalam mendidik anak-anak. Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...
Ditulis dengan Cinta, Mama
Review Film Soul
Thursday, January 7, 2021
Mengawali tahun 2021, Mama Kepiting, Papabebi dan anak-anak bersama-sama menonton film baru berjudul Soul. Film yang bisa ditonton secara streaming di Disney Plus ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Joe Gardner (Jamie Foxx) yang bercita-cita menjadi seorang pemain piano profesional.
Sedih, ketika impian Joe hampir terwujud, sebuah kecelakaan terjadi. Ia terjatuh ke dalam sebuah lubang got. Ketika tersadar, ia sudah berada di sebuah jalan panjang menuju kehidupan selanjutnya (semacam jembatan Shirathal Mustaqim kali, yaa).
Joe frustrasi. Ia tak mau mati. Ia ingin tampil dalam pertunjukan bersama Dorothea Williams, karena baginya, ini adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpinya. Joe pun berusaha kabur dari tempat itu, sekuat tenaga.
Berhasil? Ternyata, ia malah masuk ke kehidupan sebelum kehidupan (before life). Jadi, ada calon-calon bayi di sini. Calon-calon bayi ini sedang mengantri pembagian sifat. Semacam lauhul mahfudz mungkin. 😂
Di tempat ini, Joe bertemu dengan 22. Setelah 22 muncul, jalan ceritanya menjadi semakin menarik.
22 adalah jiwa yang unik, meski ia, katanya, berkali-kali gagal menjadi manusia hingga ia benci harus kembali ke bumi. Ia merasa jadi manusia tuh ya gitu-gitu aja. Ia sulit menemukan "sparks" atau "percikan api" atau bisa dibilang, passion.
Joe pun bertugas untuk membantu 22 menemukan passion-nya agar badge atau lencana 22 bisa sempurna. Lencana ini diperlukan apabila sebuah jiwa ingin menjalani kehidupan di bumi. Jika Joe berhasil, 22 akan memberikan lencana itu kepada Joe, agar jiwa Joe bisa kembali ke dalam raganya.
Nah, apakah Joe berhasil membantu 22 menemukan passion-nya dan bisakah Joe kembali ke bumi lalu tampil bersama Dorothea quartet seperti impiannya? Tonton filmnya aja, yaa... Kalo diceritain di sini, nanti ngga seru. 😊
Film Soul memang memiliki banyak pesan positif. Salah satunya seperti yang Mas Amay bilang, "Ketika bahagia, kita nggak boleh lupa diri. Jangan terlalu bahagia, biar nggak celaka." Ini dia simpulkan dari scene awal, ketika Joe terlampau happy saat diterima untuk tampil bersama Dorothea. Jalan serampangan, hingga tak menyadari bahwa di depannya ada lubang.
Nasihat lain yang bisa saya tangkap adalah, jalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Temukan passion-mu, agar hidupmu lebih bermanfaat.
Namun...
Terkadang memang kenyataan hidup tak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Di sini, kita juga diingatkan untuk belajar "menerima". Setelah itu, kita diminta untuk menjalani apa yang sudah digariskan dengan sebaik-baiknya. Intinya sih, ikhtiar dan tawakkal adalah cara terbaik menjalani kehidupan.
Oya, sebagai ibu, saya juga diingatkan untuk selalu mensupport apapun pilihan anak-anak, asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut. Mau jadi musisi kek, jadi guru kek, jadi arsitek kek, asal anak senang, why not?
Seperti ibunya Joe. Memang, pada awalnya beliau menyayangkan pilihan Joe untuk serius bermusik karena hidup sebagai musisi cenderung tak punya penghasilan tetap. Namun, ketika Joe menunjukkan keseriusannya, sang ibu malah membantu menyiapkan pakaian terbaik untuk ia tampil di atas panggung.
Begitu banyak nasihat yang bisa kita petik dari film ini. Recommended pokoknya, bahkan Isyana Sarasvati pun sampai menyarankan Film Soul untuk ditonton bersama keluarga. :)
Ditulis dengan Cinta, Mama
Anggota Keluarga Baru Itu Bernama Mayo...
Thursday, November 19, 2020
Sudah lama Mas Amay minta izin memelihara binatang di rumah. Dia ingin sekali memelihara kucing, karena teman-temannya memiliki kucing juga. Tapiii, jika mengingat pengalaman buruk Mama Kepiting yang di waktu kecil pernah dicakar oleh binatang satu ini, tentu tidak mudah untuk mewujudkan keinginan Mas Amay.
Nah, sebagai pengganti kucing, tahun lalu Papa membelikan seekor ikan. Namun, sedih sekali, tak berapa lama ikan itu mati. Kami menduga penyebabnya adalah cuaca yang ekstrim. Memang, saat ikan itu mati, cuaca sedang dingin-dinginnya. Padahal memelihara ikan adalah pilihan yang aman, karena ikan tidak akan menyerang. Namun, kematian si ikan membuat kami trauma.
~
Beberapa bulan belakangan, Amay kembali merengek-rengek minta kucing. Aduuuh, Mama sampai pusing. Mama mengusulkan hewan lain, hamster atau kelinci misalnya. Ia setuju, tetapi Mama tak kunjung membelikan binatang itu, hehe... Mama perlu waktu untuk berpikir.
Mama mulai berubah pikiran ketika bulan lalu, Adek Aga belajar tentang tema binatang. Ada beberapa tugas sekolah yang tidak bisa ia kerjakan karena kami tidak memiliki binatang peliharaan. Tugas itu adalah memberi makan hewan peliharaan dan bermain bersama hewan peliharaan. Huhu, Adek Aga sempat sedih, tapi mau bagaimana lagi?
Qodarullah, sekitar dua minggu lalu, Ummi Malik (Umminya teman Aga), membuat status WA. Beliau menawarkan 4 ekor kucing bagi siapa saja yang ingin mengadopsi. Usianya sekitar 2 bulan, dan tak lagi menyusu pada induknya.
Status WA Ummi Malik langsung Mama tunjukkan pada Papa. Papa sempat bertanya, "Bener, dirimu pengen adopsi?"
Mama jawab iya, tapi dengan berbagai macam syarat tentu saja. Salah satunya, Papa dan Mas Amay yang harus membersihkan pup-nya. Mama pun ngga mau dekat-dekat dengan si kucing. Pokoknya, si kucing harus jaga jarak dari Mama. Haha...
Ya sudah... Sambil menunggu si kucing bisa dijemput (Ummi Malik ingin grooming kucingnya lebih dulu), kami mempersiapkan kandang, makanan, wadah makan dan minum, juga wadah pup beserta pasirnya. Diam-diam, Mama mempersiapkan nama untuknya. Mayo. Ya, Mayo, diambil dari nama jajanan Risoles Mayones kesukaan kami sekeluarga. 😂
Dan sampailah di hari di mana Mama dan Papa menjemput Mayo dari rumah Ummi Malik. Mama deg-degan, anak-anak pun sudah tidak sabar. Begitu Mayo sampai di rumah kami, suasana langsung berubah. Semua bahagia, termasuk Mama.
Mayo tak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dengan kami. Meski di awal kedatangannya ia tampak bingung, tetapi keesokan harinya ia sudah bisa "enjoy". Perlahan, kami pun belajar mengerti apa maunya.
Witing tresno jalaran saka kulino...
Peribahasa ini sangat menggambarkan perasaan Mama saat ini. Seminggu memiliki Mayo, rasa sayang padanya tumbuh semakin besar. Oh, begini to rasanya punya peliharaan? Dulu, ketika ada yang menyebut peliharaannya dengan sebutan "anak", saya menganggapnya lebay. Ternyata memang begini rasanya.
Rasa sayang memang tidak bisa diterjemahkan bagaimana mulanya.
Kehadiran Mayo, sedikit banyak mengubah hidup kami. Setelah memelihara kucing, setidaknya ada tiga perubahan positif pada anak-anak (terutama Mas Amay) yang bisa kami rasakan, seperti;
1. Intensitas memegang gadget sedikit berkurang. Baru sedikit sih, belum banyak, tetapi ini tentu menjadi awal yang baik.
2. Mas Amay jadi lebih bertanggung jawab. Ia masih memegang komitmen untuk membuang pup setiap pagi-sore, juga menyiapkan makanan untuk Mayo.
3. Mayo mendatangkan keceriaan untuk seisi rumah. Meski kadang mengganggu, tetapi tingkahnya sangat lucu. Binatang berbulu ini suka sekali menemani kami memasak, "caper" saat kami sholat, manja saat tidur, dll.
Hmm, semoga Mayo sehat selalu. Semoga Mayo betah di rumah ini, karena kata Papa, ketika nanti ia menginjak remaja, kita harus bisa merelakan dia. Kucing jantan, konon suka bertualang. Namun, jika ia merasa bahwa rumah ini adalah rumahnya, ia akan kembali lagi.
Ditulis dengan Cinta, Mama
Mengompos, Upaya Penerapan Hablun Minal 'Alam
Thursday, November 12, 2020
Kemarin,
di tugas belajar daringnya Mas Amay, ia diminta untuk menganalisa
sebuah tulisan tentang Kakek Duha Juhaeri, Sang Penyelamat Lingkungan.
Di situ tertulis bahwa Kakek Juhaeri berhasil mengubah kerusakan menjadi
keteduhan. Saat mendampingi Mas Amay belajar itulah, tercipta sebuah diskusi di antara kami berdua, bahwa kewajiban ibadah bukan hanya sebatas sholat lima waktu, puasa, dan ibadah mahdhah lainnya. Ada banyak hal baik lainnya, yang jika kita lakukan dengan ikhlas, pun bisa bernilai ibadah.
Islam memang memiliki ajaran yang istimewa. Islam tidak hanya memerintahkan untuk beribadah kepada Tuhan saja (hablun min Allah), tetapi juga mewajibkan pemeluknya untuk membina hubungan yang baik dengan sesama manusia (hablun minannas) dan alam sekitar (hablun minal 'alam). Ketiganya sama pentingnya. Bahkan jika dicari dalil naqlinya, banyak sekali perintah untuk berbuat baik kepada sesama dan alam sekitar.
Dalam hubungannya dengan hablun minal 'alam, berikut ini adalah salah satu dalilnya;
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf [7]: 85)
Nah, mari kita tanya pada diri sendiri, hal baik apa yang sudah kita perbuat untuk lingkungan? Saya mengaku, sampai detik ini saya belum berbuat banyak. Saya masih "nyampah" setiap hari. Rumah yang kami tinggali saat ini pun berdiri di atas sawah yang telah "dilenyapkan".
Namun, pelan-pelan kami mencoba "berbuat baik" pada alam, dimulai dari hal-hal kecil seperti menanam tanaman di halaman rumah, meski lahan yang kami punyai sangat terbatas. Semoga tanaman-tanaman yang kami tanam bisa bermanfaat bagi lingkungan, misalnya untuk menghasilkan oksigen, menyediakan makanan bagi serangga, dll. Selain itu, kami juga mencoba untuk konsisten mengompos, agar sampah organik yang dihasilkan dari dapur kami masih bisa dimanfaatkan.
Baca : Kisah Menghadirkan Proses Metamorfosis di Rumah
Tentang mengompos, beberapa waktu lalu Mama Kepiting berkesempatan ngobrol bareng Ibu DK Wardhani, seorang dosen, penulis, pecinta lingkungan, yang juga merupakan founder dari kelas #mengompositumudah.
Saat itu, banyak yang bertanya, bagaimana agar bisa konsisten memisahkan sampah organik dan anorganik, mengingat bahwa mengelola sampah adalah kegiatan yang ribet. Iya kan?
Ibu Dhini (panggilan akrab beliau) menjawab, "Kita harus punya strong why, motivasi internal, misalnya dari sisi spiritualitas, bahwa semua yang kita lakukan di dunia ini ada pertanggungjawabannya. Tentu kita pun sudah tahu apa bahayanya jika terus-terusan mengirim sampah ke TPA. Setelah itu, niatkan lillahi ta'ala, insya Allah apa yang kita lakukan ini worth it."
"Mengelola sampah adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia, karena kita sudah diizinkan untuk tinggal di sini. Dan sebenarnya, kita sedang mempersiapkan masa depan kita (bumi kita)." tambah beliau.
Benar sih, kalau kita abai terhadap kondisi lingkungan, entah apa yang akan terjadi sepuluh, lima belas, dua puluh tahun yang akan datang? Akankah udara yang kita hirup masih sesegar sekarang? Akankah air yang kita minum masih sebersih sekarang?
Mengompos itu ribet, memang. Pertama, kita harus memilah sampah terlebih dahulu. Kemudian, kita harus menyediakan tempat untuk sampah-sampah organik itu. Selanjutnya, kita masih harus rajin mengaduk setiap hari. Ribet memang. Namun, inilah ibadah. Setelah ilmu dan niat, kita diminta untuk bersabar saat menjalankannya.
Tentang 4 unsur dalam ibadah, Mama pernah menuliskan di sini: 4 Unsur dalam Ibadah
Jadi, untuk teman-teman yang belum mulai mengompos, yuk kita mulai perlahan-lahan. Jadikan kegiatan ini sebagai bagian dari gaya hidup. Siapa tahu, apa yang teman-teman lakukan bisa menginspirasi yang lainnya. Insya Allah, semakin banyak yang berbuat baik pada bumi, bumi pun akan tetap menjadi tempat ternyaman untuk ditinggali. 😊
Ditulis dengan Cinta, Mama
Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?
Thursday, July 30, 2020
#TanyaMama 2; Apa Jadinya Jika "Bayi" 9 Tahun Bertanya Soal Pernikahan?
Saturday, June 6, 2020
1. Pernikahan adalah sebuah berkah, bukan beban masalah
2. Pernikahan adalah tentang intimacy (kedekatan secara emosional dan psikologis), bukan hanya sebatas hubungan seksual
3. Pernikahan yang bahagia, menempatkan "kita" sebelum "aku"
4. Pernikahan adalah tentang memberi, bukan menuntut pemberian
You don't get married to make yourself happy, you get married to make someone else happy.
5. Pernikahan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah permulaan
Waspadai, Ma! Inilah Macam-macam Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri
Thursday, May 28, 2020
1. Tipes
Salmonella typhosa, sumber: Outbreak News Today |
2. Diare
3. Meningitis bakterialis
ciri penyakit meningitis, sumber: honestdocs |
4. TBC
5. Leptospirosis
Gejala penyakit Leptospirosis, sumber: www.kla.id |
School From Home, Mas Amay Membuat Pisang Geprek
Saturday, March 21, 2020
Setelah semua pisang selesai digoreng, siapkan bahan-bahan untuk topingnya, yaa...
Ditulis dengan Cinta, Mama
Tembang Pocung lan Batangane
Saturday, March 14, 2020
Tembang Pocung iku ngandhut piwulang luhur lan ngelingake marang pepati, amarga tembung pocung cedhak karo tembung pocong. Tembang Pocung uga ana kang awujud cangkriman, yaiku tetembungan utawa unen-unen sing kudu dibatang kekarepane amarga tetembungan mau nduweni teges sing dudu sabenere.
Tembang Pocung lan Batangane |
Tembang Pocung kang wujude cangkriman, contone:
1. Bapak Pocung renteng-renteng kaya kalung
Dawa kaya ula
Pencokanmu wesi miring
Sing disaba Si Pocung mung turut kutha
Sapa sing bisa mbedhek cangkriman Tembang Pocung ing dhuwur iku?
Carane, awake dhewe kudu nemtokake, apa sing wujude renteng-renteng utawa jejer-jejer, dawa kaya ula, mencok ana ing wesi, lan mlaku turut kutha? Bener banget, wangsulane yaiku SEPUR.
2. Bapak Pocung anane ing tanah kudus
Pinter nyimpen toya
Mangka tumpakaning jalmi
Gigir mrenjul suku panjang gulu dawa
Kepiye carane golek wangsulan kanggo cangkriman ing dhuwur? Sepisan, awake dewe kudu mangerteni tegese tembung-tembung angel sing ana ing cakepan iku.
Kudus yaiku suci. Tanah kudus, tegese tanah suci.
Pinter nyimpen toya, tegese pinter nyimpen banyu.
Tumpakaning jalmi, tegese ditumpaki manungsa.
Gigire mrenjul, sikile dawa, gulune uga dawa.
Sing biasane urip ing tanah suci, pinter nyimpen banyu, gigire mrenjul, sikile dawa, gulune uga dawa, lan dadi tumpakane manungsa, yaiku UNTA.
3. Bapak Pocung amung sirah lawan gembung
Padha dikunjara
Mati sajroning ngaurip
Mijil bakal Si Pocung dadi dahana
Pocung kang wujude namung sirah lan awak/weteng, panggone dikurung supaya ora bisa metu, yen metu dadi geni (dahana tegese geni), yaiku PENTOL KOREK/REK.
4. Bapak Pocung sato mring jalma biyantu
Aran limang sastra
Sastra pungkasan n tinulis
Yen wuwuh g mengku teges tirta panas
Sepisan, mangerteni tembung-tembung sing angel, kayata:
Sato, tegese kewan
Jalma, tegese manungsa
Biyantu, tegese ngewangi
Sastra, tegese aksara (huruf)
Pungkasan, tegese keri dhewe
Tirta, tegese banyu. Tirta panas, yaiku jarang.
Kewan sing bisa ngewangi manungsa, nduweni aksara lima, aksara keri dhewe yaiku n, yen ditambahi g dadi tirta panas utawa jarang, yaiku JARAN.
5. Bapak Pocung sasedulur ana pitu
Tan ana kang padha
Mati enem urip siji
Dulur pitu tan nate urip bebarengan
Pocung sing sak sedulur ana pitu. Pitung sedulur iku beda kabeh, ora ana sing padha. Pitung sedulur iku sing makarya namung siji, dene liyane leren. Ora nate bebarengan, gilir gumanti saka sedulur siji tekan pitu lan bali siji maneh. Karep utawa wose tembang ing dhuwur yaiku DINA (Senin, Selasa, Rebo, Kemis, Jemuah, Sebtu, Ahad).
Wis ya, 5 dhisik, kapan-kapan dak terusake olehe nyerat Tembang Pocung lan Batangane, yen kober. Pawelingku, aja lali karo Basa Jawa, gaes.