Tidak ada yang bisa dipanen kalau benih-benih tidak disebarkan. Saya lupa dari mana saya mendapat nasihat ini, tapi kalimat itu pula yang saya sampaikan kepada anak-anak di beberapa kesempatan, terutama pada si sulung yang saat ini sudah duduk di kelas 6 SD. Karena di tahun ini tanggung jawabnya sudah semakin besar, saya berharap dia bisa paham bahwa ada dua hal yang bisa mendekatkan kita pada impian, yakni usaha dan doa.
Nasihat indah itu sejatinya sama dengan apa yang terkandung dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 11, yang mana di situ Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."
Memang, tak semua doa terjawab segera. Tak semua usaha membuahkan hasil seperti mau kita. Namun, kita mesti menikmati semua prosesnya, supaya sempurna puas dan bahagia kita saat berhasil meraih apa yang kita damba.
Bicara soal impian atau cita-cita, suatu hari Mas Amay, sulung saya, bertanya, "Resolusi itu apa sih, Ma?"
Sepertinya dia mengintip tulisan mamanya. Hihi... Iya, biasanya, jelang pergantian tahun, saya membuat semacam rangkuman tentang perjalanan selama setahun ke belakang dan harapan-harapan di tahun mendatang. Nah, harapan-harapan yang ingin diwujudkan itulah, kata saya pada Amay, yang disebut resolusi.
Sebagian orang tidak meyakini pentingnya resolusi. Tak masalah. Saya pun pernah seperti itu, tidak punya target, menjalani hidup sebagaimana air mengalir. Namun, untuk saya, hidup terlalu santai malah membuat saya diam di tempat, tak bergerak kemana-mana. Mungkin saat itu aliran air yang saya harapkan bisa membawa saya ke depan kurang deras, atau hidup saya nyangkut di akar pohon, hihi... Makanya, sejak itu, saya membuat daftar impian atau resolusi yang ingin saya capai. Tujuannya, supaya saya lebih semangat dan termotivasi dalam menjalani hidup dari hari ke hari.
Nah, bagaimana jika resolusi itu belum tercapai? Ya ngga apa-apa. Tidak perlu sedih atau kecewa, karena saya percaya, Yang Maha Perencana lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.
"Trus, resolusi Mama tahun depan apa aja?" tanya si sulung pada akhirnya. Hmmm, sudah kuduga dia akan bertanya seperti ini.
Mamanya ini kemudian menunjukkan beberapa daftar yang sudah dibuat. Intinya, resolusi ke depan adalah mencari sumber penghasilan lain selain dari blog. Hal ini Mama lakukan untuk mewujudkan impian jangka panjang, yakni kembali ke desa dan menghabiskan masa pensiun di sana. 😊
Kira-kira pintu rezeki mana yang ingin Mama ketuk?
1. Mulai mencoba jual foto online
Keinginan ini muncul gara-gara suatu hari saya melihat video di instagram @fajrulisme. Sempat terlupa, eh, beberapa hari lalu Mas Fajrul muncul di YouTube KasiSolusi.
Kelihatannya kok gampang banget, ya, dapat cuan dari microstock? Hmm, saya jadi makin tertarik kan... Tapi memang, saya belum mengulik soal ini. Nah, habis libur akhir tahun nanti, insya Allah, saya mau belajar jualan foto online. 😁
2. Mengaktifkan kembali akun YouTube yang mati suri
Saya sudah memiliki akun YouTube sejak beberapa tahun silam, tapi karena tidak di-maintain dengan baik, jadi ya gitu-gitu aja. Keinginan untuk aktif di YouTube muncul setelah saya menonton video-video yang berisi tentang kehidupan ibu rumah tangga, seperti kegiatan bersih-bersih rumah, memasak, bercocok tanam, dll.
Ada beberapa channel YouTube yang jadi favorit Mama Kepiting, seperti:
#1. Liziqi
Semua bermula dari Liziqi. Gadis cantik bak princess yang berasal dari negeri panda ini memukau pemirsanya dengan video-video yang dibuatnya. Yang paling membuat kagum adalah, perempuan secantik dia ternyata bisa melakukan banyak hal, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki.
Saya sendiri kembali menekuni hobi tanam-tanam karena pengaruh Liziqi. Rasanya menyenangkan, hidup di rumah yang tenang dan dikelilingi aneka buah, sayur, dan bebungaan. Nah, inilah kehidupan pensiun yang Mama Kepiting dambakan. 😁
Sayangnya, sejak pertengahan tahun lalu, Liziqi berhenti membuat video. Rasanya sedih dan sangat kehilangan. Sungguh, saya menantikan Liziqi kembali.
#2. Kimi
Kimi aja ya, bukan Kimi ***e. Hehe, jangan keliru.
Mirip dengan Liziqi, Kimi juga menyajikan konten bertani dan memasak, tetapi dengan peralatan yang lebih modern. Jika Liziqi berasal dari China, Kimi berasal dari Korea Selatan. Perbedaan lainnya, Kimi tidak pernah menampilkan wajahnya dan wajah keluarganya.
#3. Hamimommy
Kalau 2 nomor sebelumnya menyajikan konten tentang tanam-tanam dan masak-masak, Hamimommy lebih sering menampilkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Ia sering membagikan momen saat bersih-bersih, memasak, juga mengasuh putrinya. Oiya, kadang-kadang, ia juga senang menghabiskan waktu untuk berkebun dengan keluarga kecilnya.
Nonton Hamimommy, saya jadi malu kalau hari-hari cuma diisi rebahan alias gegoleran. Bener deh. Dia rajin banget bersih-bersih.
#4. Nyangsoop
Di suatu episode, Hamimommy menyebutkan bahwa Nyangsoop-lah yang menginspirasinya membuat akun YouTube dan merekam setiap momen yang dilakukannya. Namun, sejujurnya, saya tahu Nyangsoop karena Hamimommy. Memang sih, konten mereka memiliki konsep yang serupa, yaitu tentang bersih-bersih dan masak-masak.
#5. Her86m2
Selanjutnya, Thuy Dao, perempuan yang berasal dari Vietnam tetapi kini tinggal di Jerman, menjalankan akun YouTube yang ia beri nama "Her86m2". Nama ini dipakainya untuk menandai kehidupannya di dalam rumah berukuran 86m2. Saya menjadi pelanggan YouTube-nya sejak ia masih tinggal di rumah kecil itu. Saya sangat menyukai kebun balkonnya. Kini, meski Thuy Dao dan keluarga kecilnya telah pindah ke sebuah desa dan tinggal di rumah yang besar dengan halaman yang luas, tetapi nama YouTube-nya tidak berubah. 😊
Mengapa saya menyukai kelima akun YouTube di atas? Jawabannya karena kontennya sangat lekat dengan kehidupan saya sebagai ibu rumah tangga. Ya ada masaknya, ada bersih-bersihnya, ada tanam-tanamnya. Komplit. Dan dari kelimanya, saya bisa merasakan ketenangan dan kedamaian.
Jujur, saya ingin bisa memproduksi konten sebaik mereka. Saya pun sudah menyampaikan ini pada suami. Beliau mendukung tentu saja, tapi... Kendalanya adalah di perangkat yang kurang memadai.
Belum Ada Kamera, Bisa Apa?
Saya belum punya kamera, dan hanya memiliki handphone dengan spec yang sangat biasa. Memorinya pun cuma 64gb, sudah hampir penuh pula. Saya ingin sekali membeli kamera, tetapi dana yang saya miliki belum cukup.
Karena harga kamera incaran cukup mahal, suami menyarankan untuk membeli handphone yang nantinya secara khusus digunakan untuk merekam video untuk YouTube. Tentunya, handphone tersebut harus memenuhi beberapa syarat, seperti;
- Memori penyimpanan besar
- Kamera jernih dan stabil
- Ukuran yang pas di tangan
- Baterai awet dan tidak mudah panas
- Tangguh
Itulah spesifikasi handphone yang saya butuhkan agar bisa memproduksi video yang bagus untuk channel YouTube saya nantinya.
Adakah yang memenuhi spesifikasi tersebut?
"Asus sih." kata suami tiba-tiba. "Ini ada yang baru, Asus Zenfone 9. Kelihatannya bagus." tambahnya.
Terus terang, saya kurang paham dengan spesifikasi ini itu. Jadi, biasanya saya serahkan kepada suami untuk cari tahu. Nah, suami tu suka banget lihat review-review di YouTube sebelum membeli suatu barang, termasuk ketika mau membeli mesin cuci, laptop, dll. Mau membeli handphone pun, harus dilihat review-nya dulu.
Saya pun mendengarkan dengan seksama penilaian suami tentang Asus Zenfone 9;
Asus Zenfone 9 ini memiliki layar berukuran 5,9 inchi, dengan panjang kurang dari 14,8 cm dan lebar kurang dari 7 cm. Body-nya ramping, pas banget saat digenggam dengan satu tangan. Bahan permukaannya juga dibuat bertekstur sehingga terasa nyaman saat mencengkeram.
Suami tahu, istrinya ini sering menjatuhkan handphone, jadi menurutnya, Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat untuk dipakai sang istri. Kalaupun tak sengaja terjatuh, Asus Zenfone 9 tetap aman, karena bodynya juga tangguh.
Selain itu, Asus Zenfone 9 memiliki empat pilihan warna yang elegan. Ada Moonlight White, Sunset Red, Starry Blue, dan Midnight Black. Semuanya cantik dan berkelas.
Kira-kira, Mama Kepiting pilih warna apa ya? Starry Blue sepertinya meneduhkan. Tapi Moonlight White juga memberi kesan bersih dan mahal. Atau Sunset Red aja, supaya terlihat glamour dan ceria? Tapi, Midnight Black juga menarik karena kesan misteriusnya. Huhuhu, bingung.
Keunggulan lain dari kamera 50 MP Sony IMX766 adalah dapat menghasilkan objek yang jernih meski dilakukan di malam hari atau di tempat yang minim cahaya.
Buat Mama-mama yang hobi selfie, jangan sedih! Kamera depan 12 MP IMX363 dan 12 MP IMX663 punch-hole akan membuat foto selfie dan video chat tampak jernih. Nggak, kita nggak akan terlihat buluk, Ma... 😁
Bikin video banyak goyangnya? Bikin pusing mata dong?
Syukurlah, Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization, system EIS (Electronic Image Stabilization) dan teknologi autofokus ultracepat, jadi ngga perlu khawatir videonya akan goyang-goyang. Fitur ini juga menjadikan Asus Zenfone 9 mampu merekam gambar makro dengan fokus sampai jarak 4 cm.
Omong-omong, stabilizer selalu jadi pertimbangan suami saat memilih handphone, karena doi suka sekali membuat video. Entah saat jalan-jalan menyusuri desa, saat dapat tugas dari kantor untuk menyusuri hutan, dll. Jadi, bagi suami Asus Zenfone 9 ini; "Mashoook, Pak Eko!" 😂
Soal audio, Asus Zenfone 9 juga menggandeng pakar sound dari Dirac Research, Swedia, supaya audio yang dihasilkan benar-benar berkualitas. Jadi kalau Mama-mama hobi dengerin musik sembari masak atau bersih-bersih, audionya ngga tanggung-tanggung nih. Bersih-bersih dan masak-masak jadi makin semangat, ya kan?
Kamera bagus, audio bagus, kalau storage-nya terbatas, tetap saja akan kurang memuaskan. Karena, jangan sampai baru bikin satu - dua video, memori penyimpanannya sudah penuh. It has happened to me many times. Dan sejujurnya, hal inilah yang membuat saya malas membuat video entah itu untuk konten Instagram, apalagi untuk YouTube.
Kabar baiknya, Asus Zenfone 9 seperti mempuk-puk saya. Didukung oleh flagship Platform Seluler Snapdragon 8+ Gen 1, dengan RAM LPDDR5 hingga 16 GB dan ROM storage UFS 3.1 hingga 256 GB, saya ngga perlu khawatir dengan kapasitas penyimpanannya. Saya pun bisa tenang, karena tidak perlu pusing menghadapi bottleneck seperti yang sudah-sudah.
Memang, Asus Zenfone 9 ini kecil-kecil cabe rawit. Sesuai dengan jargonnya, Compact Size Big Posibilities.
Saya bukan orang yang hobi jalan-jalan ke mall, tapi saya akan sangat bersemangat saat diajak jalan-jalan menikmati pemandangan alam. Kami tak pernah bosan menyusuri sungai, berjalan-jalan di hutan, atau blusukan ke pasar tradisional. Dengan alasan itulah, saya membutuhkan handphone yang tangguh, untuk bisa mengabadikan setiap momen seru yang kami lalui.
Tentu, saya akan mengatakan bahwa Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat, karena Asus Zenfone 9 sudah memiliki sertifikasi IP68.
Apa itu sertifikasi IP68?
Sertifikasi IP68 adalah kode sertifikat yang dirilis oleh Komisi Elektronik Internasional yang berarti bahwa produk tersebut bisa dibawa berenang hingga kedalaman 1,5 meter selama 30 menit.
IP, singkatan dari Ingress Protection, yaitu ukuran ketahanan air dan debu.
6, kode angka yang berarti debu / kotoran
8, kode angka yang berarti sanggup tahan di dalam air dalam waktu tertentu (di kedalaman 1,5 meter dan dalam waktu 30 menit)
Dulu pernah, jantung saya seakan berhenti berdetak, wajah saya langsung memucat, dan pikiran langsung kacau saat handphone nyemplung ke air. Dengan Asus Zenfone 9, (kalau amit-amit handphonenya nyemplung lagi) kekhawatiran itu bisa berkurang lah ya...
Saya sering ketakutan kalau handphone sudah terasa panas. Takut tiba-tiba meledak. Huhu, ini efek keseringan scroll-scroll instagram nih. Tapi memang, selain umumnya disebabkan masalah baterai dan aliran listrik, meledaknya ponsel bisa disebabkan oleh kondisi ponsel yang panas berlebih.
Asus Zenfone 9 menggunakan vapor chamber berteknologi tinggi sebagai pengganti heat pipes. Jadi, bisa dibilang Asus Zenfone 9 ini lebih lama ademnya.
Anti panas, oke. Baterainya gimana nih?
Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan baterai 4300 mAh yang di-upgrade. Ditambah dengan komponen hemat daya, baterai Asus Zenfone 9 lebih tahan lama dari sebelumnya. Selain itu, berkat adaptor hyper charge 30 watt yang kuat dan teknologi pengisian cepat, kita bisa menghemat waktu pengisian daya, karena dia bisa men-charge dengan cepat juga.
Mantap kan? Ini akan semakin mendukung produktivitas saya sebagai YouTuber pemula nantinya.
Saat melihat review Asus Zenfone 9 di YouTube dengan suami, saya jatuh cinta dengan smart connex accesories-nya. Connex case ini memungkinkan kita untuk memasang beberapa aksesori, seperti;
1. Connex Card Holder, ini bisa dipakai untuk menaruh kartu-kartu, misalnya kartu nama, kartu bermain di timezone, dll. Untuk credit card atau kartu ATM juga bisa sih, tapi saran saya lebih baik kita taruh di tempat yang aman aja ya, Ma...
2. Connex Smart Stand. Bahasa mudahnya, penyangga. Jadi kita bisa nonton Viu atau Netflix tanpa harus memegangi handphone, Ma... Misal ada zoom pun, ngga perlu repot-repot cari tripod.
Oiya, biasanya nih kalau ketemu teman-teman dan mau foto bersama, kita bingung bagaimana menaruh handphone-nya. Sungkan juga kalau mau minta tolong orang lain untuk memfotokan, bukan? Pasang connex smart stand saja, jadi ngga perlu minta tolong orang lain lagi, dan kita tetap bisa wefie.3. Connex Smart Backpack Mount. Ini cocok untuk suami nih. Untuk saya juga ding, kalau nanti ada kesempatan jalan-jalan sambil bikin video. Dengan connex smart backpack mount yang ada di Asus Zenfone 9, kita bisa ngonten dengan leluasa, karena handphone untuk merekam, bisa dipasang di ransel kita.
Fitur super komplit yang dimiliki Asus Zenfone 9 rasanya sangat cukup untuk mengawali impian menjadi YouTuber profesional. Ngga apa-apa belum punya kamera. Hamimommy pun memulai konten YouTube-nya dengan kamera handphone juga.
"A journey of a thousand miles begins with a single step."
~
Begitulah, gara-gara ditanya tentang resolusi, kami malah jadi terlibat obrolan yang sangat panjang.
"Do'akan Mama ya, biar bisa segera punya Asus Zenfone 9, dan bisa mulai YouTube-nya Mama." pinta saya pada si sulung.
"Aamiin... Iya, Mas Amay do'akan semoga rezekinya Mama banyak." jawabnya meneduhkan."Omong-omong, tahun 2023 nanti, resolusi Mas Amay, apa?" tanya saya.
"Mas Amay sih sekarang cuma pengen bisa masuk ke SMP yang Mas Amay incar. Mama tahu lah..." katanya.
"Iya. Semoga Mas Amay diberi kemudahan, ya... Pokoknya, kita ikhtiar sama-sama. Kalau diterima di sana, alhamdulillah. Kalau engga, berarti sekolah itu bukan sekolah terbaik untuk Mas Amay. Intinya, jangan dijadikan beban." kata saya sambil mengusap-usap punggungnya.
Bismillah, sebagai hamba, tugas kita hanya berusaha. Adapun hasilnya, terserah Allah akan bagaimana. Jadikan mimpi sebagai motivasi, bukan obsesi, insya Allah kita akan lebih ikhlas menerima hasilnya nanti.
Omong-omong, yaa... Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Yuk, sama-sama berjuang meraih apa yang kita impikan!
Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari
Ditulis dengan Cinta, Mama